Kontak

Ayo Bergabung

Senin, 18 Juli 2011

ABORTUS

 I. BATASAN :
        Berakhirnya kehamilan dengan umur kehamilan  kurang dari 20 minggu atau berat janin kurang dari 10 gram.


II. KLASIFIKASI:
    A. Menurut macam-macamnya :


  1. Abortus spontan : terjadi dengan sendiri
  2. Abortus provokatus : disengaja
  • Abortus provokatus terapetikus : dengan alasan kehainilan membahayakan ibunya atau janin cacat
  • Abortus provokatus kriminalis : tanpa alas an medis yang syah
    B. Menurut derajatnya :

  1. Abortus imenens : adalah abortus yang membakat ditandai dengan . perdarahan pervaginam yang minimal, tetapi porsio uteri (kanalis servikalis) masih tertutup.
  2. Abortus insipiens : pembukaan servik yang kemudian diikuti oleh kontraksi uterus namun buah kehamilan belum ada yang keluar.
  3. Abortus inkompletus : biasanya ada pembukaan serviks, sebagian hasil konsepsi sudah keluar (plasenta) sebagian masa tertahan didalam rahim. Biasanya diikuti perdarahan hebat.
  4. ”Missed abortion" : tertahannya hasil konsepsi yang telah mati didalam rahim selama > 8 minggu. Ditandai dengan tinggi fundus uteri yang menetap bahkan mengecil. Biasanya tidak diikuti tanda-tanda abortus seperti perdarahan, pembukaan servik.
  5. Abortus habitualis : adalah abortus spontan 3 kali atau lebih secara berturut - urut.
III. ETIOLOGI :
  1. Ovum patologik (blighted ovum). Embrio degenerasi yang kadang-kadang disertai pertumbuhan plasenta abnormal.
  2. Kromosom abnornal, misalnya monosomia dan trisomia.
  3. Kelainan pada sel telur dan sperma : Spermatozoa maupun sel telur yang mengalami "aging prosess" sebelum fertilisasi akan meninggalkan insiden abortus.
  4. Kondisi rahim yang tidak optimal : Gangguan kontrol hormonal dan factor-faktor endokrin lainnya yang berhubungan dengan persiapan uterus dalam menghadapi proses implantasi dan penyediaan nutrisi janin.
  5. Penyakit ibu : Penyakit Kronik : hipertensi, diabetes mellitus keganasan;, Penyakit infeksi : toksoplasmosis, sifilis.
  6. Malnutrisi.
  7. Inkompatibilitas Rhesus. Reaksi antara Rh dan anti Rh menyebabkan proses auto imunologik sehingga terjadi eritroblastosis fetalis.
  8. Laparatomi : Makin dekat lokasi pembedahan ke organ pelvis, kemungkinan abortus akan meningkat.
  9. Organ reproduksi abnormal :,Mioma uteri, inkompetensia serviks
  10. Trauma fisik danjiwa : Rasa fiustasi, kepribadian premature.
  11. Keracunan : Tembakau, alcohol, radiasi
IV. PATOFISIOLOGI :
Perubahan patologi dimulai dari perdarahan pada desidua basalis yang menyebabkan nekrosis dari jaringan sekitarnya.
Selanjutnya sebagian atau seluruh janin akan terlepas dari dinding rahim.
Keadaan ini merupakan benda asing bagi rahim sehingga merangsang kontraksi rahim untuk terjadi ekspulsi.
Bila ketuban pecah terlihat janin maserasi bercampur ketuban. Seringkali fetus tak tampak dan disebut "blightedovum".

V. KOMPLIKASI :
  1. Perdarahan : mengakibatkan anemi dan syok hipovolemik.
  2. Infeksi : Abortus infeksiosus dan sepsis.
VI. GEJALA KLINIS :
a. Perdarahan :
Berlangsung ringan sampai berat
Perdarahan pervaginam pada abortus imminen biasanya ringan berlangsung berhari-hari dan warnanya merah kecoklatan.
b. Nyeri :
  "Cramping pain" rasa nyeri seperti pada waktu haid didaerah suprasimfiser, pinggang dan tulang belakang yang bersifat ritmis.
c. Febris :
  Menunjukkan proses infeksi intra genetal, biasanya disertai lokia berbau dan nyeri pada waktu pemeriksaan dalam.

1 komentar: